Kamis, 22 September 2011

Laporan Rangkaian Listrik LM555

I. Tujuan Praktikum

1. Mampu mengenali bentuk dan kegunaan IC timer 555.
2. Mampu menghitung nilai waktu pada rangkaian monostable dan astable operation .
3. Mampu merangkai rangkaian kombinasi monostable operation.
4. Memahami cara kerja LM 555.

II. Bahan Praktikum

1. Beberapa IC LM 555/NE 555
2. Project board
3. Power supply
4. Kabel penghubung
5. Beberapa LED
6. Kapasitor
7. Beberapa resistor
8. Stopwatch

III. Dasar Teori
IC Timer 555
Kalau ditanya apa komponen elektronika yang paling popular dan serba guna, maka jawabnya adalah IC timer 555. IC timer jenis ini sudah dikenal dan masih populer sampai saat ini sejak puluhan tahun yang lalu. Tepatnya IC 555 pertama kali dibuat oleh Signetics Corporation pada tahun 1971. IC timer 555 memberi solusi praktis dan relatif murah untuk berbagai aplikasi elektronik yang berkenaan dengan pewaktuan (timing). Terutama dua aplikasinya yang paling populer adalah rangkaian pewaktu monostable dan osilator astable. Jeroan utama komponen ini terdiri dari komparator dan flip-flop yang direalisasikan dengan banyak transistor.
Gambar 1 : IC Timer 555

            Dari dulu hingga sekarang, prinsip kerja komponen jenis ini tidak berubah namun masing-masing pabrikan membuatnya dengan desain IC dan teknologi yang berbeda-beda. Hampir semua pabrikan membuat komponen jenis ini, walaupun dengan nama yang berbeda-beda. Misalnya National Semiconductor menyebutnya dengan LM555, Philips dan Texas        Instrument menamakannya SE/NE555. Motorola / ON-Semi mendesainnya dengan transistor CMOS sehingga komsusi powernya cukup kecil dan menamakannya MC1455. Philips dan Maxim membuat versi CMOS-nya dengan nama ICM7555. Walaupun namanya berbeda-beda, tetapi fungsi dan pin diagramnya saling kompatibel satu dengan yang lainnya (functional and pin-to-pin compatible). Hanya saja ada beberapa karakteristik spesifik yang berbeda misalnya konsumsi daya, frekuensi maksimum dan sebagainya. Spesifikasi lebih detail biasanya dicantumkan pada datasheet masing-masing pabrikan. Dulu pertama kali casing dibuat dengan 8 pin T-package (tabular dari kaleng mirip transistor), namun sekarang lebih umum dengan kemasan IC DIP 8 pin.

Rangkaian Monostable
            IC ini didesain sedemikian rupa sehingga hanya memerlukan sedikit komponen luar untuk bekerja. Diantaranya yang utama adalah resistor dan kapasitor luar (eksternal). IC ini memang bekerja dengan memanfaatkan prinsip pengisian (charging) dan pengosongan (discharging) dari kapasitor melalui resistor luar tersebut. Untuk menjelaskan prinsip kerjanya, coba perhatikan diagram gambar IC 555 dengan resistor dan kapasitor luar berikut ini. Rangkaian ini tidak lain adalah sebuah rangkaian pewaktu (timer) monostable. Prinsipnya rangkaian ini akan menghasilkan pulsa tunggal dengan lama tertentu pada keluaran pin 3, jika pin 2 dari komponen ini dipicu. Perhatikan di dalam IC ini ada dua komparator yaitu Comp A dan Comp B. Perhatikan juga di dalam IC ini ada 3 resistor internal R yang besarnya sama. Dengan susunan seri yang demikian terhadap VCC dan GND, rangkaian resistor internal ini merupakan pembagi tegangan. Susunan ini memberikan tegangan referensi yang masing-masing besarnya 2/3 VCC pada input negatif komparator A dan 1/3 VCC pada input positif komparator B.
Gambar 2 : Rangkaian pewaktu monostable
            Pada keadaan tanpa input, keluaran pin 3 adalah 0 (ground atau normally low). Transistor Q1 yang ada di dalam IC ini selalu ON dan mencegah kapasitor eksternal C dari proses pengisisian (charging). Ketika ada sinyal trigger dari 1 ke 0 (VCC to GND) yang diumpankan ke pin 2 dan lebih kecil dari 1/3 VCC, maka serta merta komparator B men-set keluaran flip-flop. Ini pada gilirannya memicu transistor Q1 menjadi OFF. Jika transistor Q1 OFF akan membuka jalan bagi resistor eksternal R untuk mulai mengisi kapasitor C (charging). Pada saat yang sama output dari pin 3 menjadi high (VCC), dan terus high sampai satu saat tertentu yang diinginkan. Sebut saja lamanya adalah t detik, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengisi kapasitor C mencapai tegangan 2/3 VCC. Tegangan C ini disambungkan ke pin 6 yang tidak lain merupakan input positif comp A. Maka jika tegangan 2/3 VCC ini tercapai, komparator A akan men-reset flip-flop dan serta merta transistor internal Q1 menjadi ON kembali. Pada saat yang sama keluaran pin 3 dari IC 555 tersebut kembali menjadi 0 (GND).
            Berapa lama pulsa yang dihasilkan amat tergantung dari nilai resitor dan kapasitor eksternal yang pasangkan. Dari rumus ekponensial pengisian kapasitor diketahui bahwa :
Vt = VCC(1- e-t/RC) ….. (1)
Vt adalah tegangan pada saat waktu t. Jika t adalah waktu eksponensial yang diperlukan untuk mengisi kapasitor sampai Vt = 2/3 VCC, maka rumus (1) dapat disubstitusi dengan nilai ini menjadi :
2/3 = 1-e-t/RC
1/3 = e-t/RC
ln(1/3) = -t/RC dan seterusnya dapat diperoleh
t = (1.0986123)RC yang dibulatkan menjadi
t = 1.1 RC
            Inilah rumusan untuk mengitung lamanya keluaran pulsa tunggal yang dapat dihasilkan dengan rangkaian monostable dari IC 555.

Rangkaian Astable
            Sedikit berdeda dengan rangkaian monostable, rangkaian astable dibuat dengan mengubah susunan resitor dan kapasitor luar pada IC 555 seperti gambar berikut. Ada dua buah resistor Ra dan Rb serta satu kapasitor eksternal C yang diperlukan. Prinsipnya rangkaian astable dibuat agar memicu dirinya sendiri berulang-ulang sehingga rangkaian ini dapat menghasilkan sinyal osilasi pada keluarannya. Pada saat power supply rangkaian ini di hidupkan, kapasitor C mulai terisi melalui resistor Ra dan Rb sampai mencapai tegangan 2/3 VCC. Pada saat tegangan ini tercapai, dapat dimengerti komparator A dari IC 555 mulai bekerja mereset flip-flop dan seterusnya membuat transistor Q1 ON. Ketika transisor ON, resitor Rb seolah dihubung singkat ke ground sehingga kapasitor C membuang muatannya (discharging) melalui resistor Rb. Pada saat ini keluaran pin 3 menjadi 0 (GND). Ketika discharging, tegangan pada pin 2 terus turun sampai mencapai 1/3 VCC. Ketika tegangan ini tercapai, bisa dipahami giliran komparator B yang bekerja dan kembali memicu transistor Q1 menjadi OFF. Ini menyebabkan keluaran pin 3 kembali menjadi high (VCC). Demikian seterusnya berulang-ulang sehingga terbentuk sinyal osilasi pada keluaran pin3. Terlihat di sini sinyal pemicu (trigger) kedua komparator tersebut bekerja bergantian pada tegangan antara 1/3 VCC dan 2/3 VCC. Inilah batasan untuk mengetahui lebar pulsa dan periode osilasi yang dihasilkan. Misal diasumsikan t1 adalah waktu proses pengisian kapasitor yang di isi melalui resistor Ra dan Rb dari 1/3 VCC sampai 2/3 VCC. Diasumsikan juga t2 adalah waktu discharging kapasitor melalui resistor Rb dari tegangan 2/3 VCC menjadi 1/3 VCC. Dengan perhitungan eksponensial dengan batasan 1/3 VCC dan 2/3 VCC maka dapat diperoleh :
t1 = ln(2) (Ra+Rb)C = 0.693 (Ra+Rb)C
dan
t2 = ln(2) RbC = 0.693 RbC
Gambar 3 : Rangkaian osilator astable
            Periode osilator adalah dapat diketahui dengan menghitung T = t1 + t2. Persentasi duty cycle dari sinyal osilasi yang dihasilkan dihitung dari rumus t1/T. Jadi jika diinginkan duty cycle osilator sebesar (mendekati) 50%, maka dapat digunakan resistor Ra yang relatif jauh lebih kecil dari resistor Rb.
            Satu hal yang menarik dari komponen IC 555, baik timer aplikasi rangkaian monostable maupun frekuensi osilasi dari rangkaian astable tidak tergantung dari berapa nilai tegangan kerja VCC yang diberikan. Tegangan kerja IC 555 bisa bervariasi antara 5 sampai 15 Vdc. Tingkat keakuratan waktu (timing) yang dihasilkan tergantung dari nilai dan toleransi dari resistor dan kapasitor eksternal yang digunakan. Untuk rangkaian yang tergolong time critical, biasanya digunakan kapasitor dan resistor yang presisi dengan toleransi yang kecil. Pada banyak nota aplikasi, biasanya juga ditambahkan kapasitor 10 nF pada pin 5 ke ground untuk menjamin kestabilan tegangan referensi 2/3 VCC. Banyak aplikasi lain yang bisa dibuat dngan IC 555, salah satu aplikasi yang populer lainnya adalah rangkaian PWM (Pulse Width Modulation). Rangkaian PWM mudah direalisasikan dengan sedikit mengubah fungsi dari rangkaian pewaktu monostable. Yaitu dengan memicu pin trigger (pin 2) secara kontiniu sesuai dengan perioda clock yang diinginkan, sedangkan lebar pulsa dapat diatur dengan memberikan tegangan variabel pada pin control voltage (pin5). Di pasaran banyak juga jumpai dua timer 555 yang dikemas didalam satu IC misalnya IC LM556 atau MC1456.
            Di pasaran banyak juga jumpai dua timer 555 yang dikemas didalam satu IC misalnya IC LM556 atau MC1456.IC TX 2B


IV. Langkah Kerja

1.            PERCOBAAN I ( monostable operasion)
         Langkah-langkah  nya adalah sebagai berikut :
v   Siap kan alat dan bahan
v   Siap kan sebuah power supply dan set power supply tersebut di angka 5 V
v   Rangkaian rangkaian monostable seperti pada gambar berikut pada projeck board

v   Hidup kan power supply dan hitung lama nya Led menyala menggunakan stopwatch.
v   Lakukan sebanyak 5 kali
v   Catat hasil pengamatan
v   Matikan power supply
v   Ganti nilai dari resistor dengan nilai kapasitor
v   Ulangi seperti langkah yang di atas
v   Matikan power supply

2.            PERCOBAAN II ( Astable operasion )
v   Siapkan alat – alat yang di butuhkan
v   Hubungkan power supply dengan project board .
v   Set power supply sebesar 5 V
v   Kemudian rangkaian lah sebuah rangkaian seperti pada gambar di bawah ini


v   Hidupkan power supply
v   Amati rangkaian tersebut , hitung lah berapa lama Led 1 hidup dan Led 2 hidup
v   Lakukan lah sebanyak 5 kali dengan menggunakan resistor dan kapasitor yang berbeda-beda.
v   Catat lah hasil pengamatan
v   Matikan power supply

3.            Percobaan III (Squential operation)
v   Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
v   Siapkan sebuah power supply dan set power supply tersebut di angka 5 V
v   Hubungkan power supply dengan project board
v   Kemudian rangkailah sebuah rangkaian seperti pada gambar di bawah ini


v   Hidupkan power supply
v   Amati rangkaian tersebut, dan hitung berapa lama Led 1 hidup, Led 2 hidup, dan LED 3 hidup
v   Lakukanlah sebanyak 3 kali dengan menggunakan resistor dan kapasitor yang berbeda-beda
v   Kemudian catatlah hasil pengamatan
v   Matikan power supply


4.            Percobaan IV
v   Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
v   Sipakan sebuah power supply dan set power supply tersebut di angka 5 V
v   Hubungkan power supply dengan project board
v   Kemudian rangkailah sebuah rangkaian seperti pada gambar di bawah ini

v   Hidupkan power supply
v   Amati rangkaian tersebut dan hitung berapa lama Led 1, Led 2, Led 3, Led 4, Led 5, Led 6 hidup
v   Lakukanlah sebanyak 6 kali dengan menggunakan resistor dan kapasitor yang berbeda-beda
v   Kemudian catatlah hasil pengamatan
v   Matikan power supply

V. Analisa Data

1.       PERCOBAAN 1 (MONOSTABLE OPERATION )

v  Rx = 22 KΩ
Cx = 470 mF

Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .22000 . 470.10-6
                            = 11.36 Hz

Tpraktek = 12.08 + 12.22 + 12.07 + 12.04 + 12.04 / 5
                            = 12.09 Hz

Deviasi = Thtng – Tprtk
             = 11.36 – 12.09
             = -0.73 Hz

v  Rx = 10 KΩ
Cx = 470 mF

Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .10000 . 470.10-6
                                  = 5.163 Hz

Tpraktek = 5.76 + 5.53 + 5.10 + 5.57 + 5.53 / 5
                            = 5.50 Hz

Deviasi = Thtng – Tprtk
                        = 5.163 – 5.50
                        = -0.337 Hz

2.      PERCOBAAN 2( ASTABLE OPERATION )

v  Diket : C   = 10 mF
Ra = 47 K
Rb = 22 K
                        T1 = 0.693 ( Ra + Rb ),C
                        T = 0.693 ( 47000 + 22000).10.10-6
                                T = 0.4 Hz

                        T2 = 0.693 ( Rb.C)
                        T2 = 0.693 (22000. 10 x 10-6 )
                        T2 = 0.1 Hz

                        1/F = 1/ (T1 + T2)
                                1/F = 1/(0.4 + 0.1)
                        1/F = 2 Hz
                           F = 0.5 Hz

v  Diket : C   = 10 mF
Ra = 47 K
Rb = 47 K
                        T1 = 0.693 ( Ra + Rb ),C
                        T = 0.693 ( 47000 + 47000).10.10-6
                                T = 0.6 Hz

                        T2 = 0.693 ( Rb.C)
                        T2 = 0.693 (47000. 10 x 10-6 )
                        T2 = 0.3 Hz

                        1/F = 1/ (T1 + T2)
                                1/F = 1/(0.6 + 0.3)
                        1/F = 1.11 Hz
                           F = 0.7554 Hz

v  Diket : C   = 100 mF
Ra = 47 K
Rb = 100 K
                        T1 = 0.693 ( Ra + Rb ),C
                        T = 0.693 ( 47000 + 100000).100.10-6
                                T = 10.18 Hz

                        T2 = 0.693 ( Rb.C)
                        T2 = 0.693 (100000. 100 x 10-6 )
                        T2 = 6.97 Hz

                        1/F = 1/ (T1 + T2)
                                1/F = 1/(10.18 + 6.97)
                        1/F = 1/17.15 Hz
                           F = 0.058 Hz

v  Diket : C   = 100 mF
Ra = 47 K
Rb = 47 K
                        T1 = 0.693 ( Ra + Rb ),C
                        T = 0.693 ( 47000 + 47000).100.10-6
                                T = 6.51 Hz

                        T2 = 0.693 ( Rb.C)
                        T2 = 0.693 (47000. 100 x 10-6 )
                        T2 = 3.25 Hz

                        1/F = 1/ (T1 + T2)
                                1/F = 1/(6.51 + 3.25)
                        1/F = 1/9.76 Hz
                           F = 0.102Hz

v  Diket : C   = 100 mF
Ra = 100
Rb = 10 K
                        T1 = 0.693 ( Ra + Rb ),C
                        T = 0.693 ( 100 + 10000).100.10-6
                                T = 7.34 Hz

                        T2 = 0.693 ( Rb.C)
                        T2 = 0.693 (10000. 100 x 10-6 )
                        T2 = 3.08 Hz

                        1/F = 1/ (T1 + T2)
                                1/F = 1/(7.34 + 3.08)
                        1/F = 1/10.42 Hz
                           F = 0.095 Hz


3.      PERCOBAAN 3 ( SQUENTIAL OPERATION )

v  Perhitungan untuk Led Merah
Diket : R =33 KΩ
            C =1000.10-6

Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .33000 . 1000.10-6
                                  = 36 Hz
Deviasi = Thtng – Tprtk
                        = 36 – 32
                        = 4 Hz

v  Perhitungan untuk Led Kuning
Diket : R =10 KΩ
            C =47010-6 

Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .10000 . 470.10-6
                                  = 5 Hz
Deviasi = Thtng – Tprtk
                        = 5 – 5
                        = 0 Hz

v  Perhitungan untuk Led Hijau
Diket : R =47 KΩ
            C =47010-6 F

Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .47000 . 470.10-6
                                  = 24 Hz
Deviasi = Thtng – Tprtk
                        = 24 – 23
                        = 1 Hz

4.      PERCOBAAN 4

v  Untuk mencari T1
Diket : R = 33 KΩ
            C = 470
Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .33000 . 470.10-6
                                  = 18 Hz
Deviasi = Thtng – Tprtk
                        = 18 – 17
                        = 1 Hz


v  Untuk mencari T2
Diket : R = 33 KΩ
            C = 470
Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .33000 . 470.10-6
                                  = 18 Hz
Deviasi = Thtng – Tprtk
                         = 18 – 17
                         = 1 Hz

v  Untuk mencari T3
Diket : R = 10 KΩ
            C = 470
Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .10000 . 470.10-6
                                  = 5 Hz
Deviasi = Thtng – Tprtk
                        = 5 – 5
                        = 0 Hz

v  Untuk mencari T4
Diket : R = 22 KΩ
            C = 470
Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .22000 . 470.10-6
                                  = 12 Hz
Deviasi = Thtng – Tprtk
                        = 12 – 11
                        = 1 Hz

v  Untuk mencari T5
Diket : R = 10 KΩ
            C = 470
Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .10000 . 470.10-6
                                  = 5 Hz


Deviasi = Thtng – Tprtk
                        = 5 – 5
                        = 0 Hz

v  Untuk mencari T6
Diket : R = 22 KΩ
            C = 470
Thitung = 1,0987 . Rx .Cx
Thitung = 1.0987 .22000 . 470.10-6
                                  = 12 Hz
Deviasi = Thtng – Tprtk
                         = 12 – 11
                         = 1 Hz


VI. Tabel Pengamatan
1). Percobaan I (monostable operation)

No
Rx
Cx
tukur
thitung
1
22 KΩ
470 µF
12.08+12.22+12.07+12.04+12.04
(1.0987)(470 x 10-6) (22000)



∑t / 5 = 12.09 sekon
∑t = 11.36 sekon
2
10 KΩ
470 µF
5.76+5.53+5.10+5.57+5.53
(1.0987)(470 x 10-6) (10000)



∑t / 5 = 5.50 sekon
∑t = 5.163 sekon






2). Percobaan II (astable operation)

No
C
Ra
Rb
Fhitung
Fpraktek
t1
t2
Deviasi
1
10 µF
47 KΩ
22 KΩ
0.5 Hz
0.602 Hz
1
0.66
-0.102
2
10 µF
47 KΩ
47 KΩ
1.11 Hz
1.25 Hz
0.4
0.4
-0.14
3
100 µF
47 KΩ
100 KΩ
0.058 Hz
0.045 Hz
15.38
6.56
0.013
4
100 µF
47 KΩ
47 KΩ
0.102 Hz
0.095 Hz
7.34
3.08
0.007
5
100 µF
100 KΩ
10 KΩ
0.833 Hz
0.474 Hz
1.1
1.0075
0.359








3). Percobaan III (Squential Operation)

LED
R
C
tteori
tpraktek
Deviasi
LED Merah
33 KΩ
1000
36 sekon
32 sekon
4
LED Kuning
10 KΩ
470
5 sekon
5 sekon
0
LED Hijau
47 KΩ
470
24 sekon
23 sekon
1



  

4). Percobaan IV

No.
R
C
thitung
tteori
Deviasi
Keterangan
t1
33 kΩ
470 µF
18
17
1
t1 (hidup)  t2,t3,t4,t5,t6 (mati)
t2
33 kΩ
470 µF
18
17
1
t2,t3 (hidup) t1,t4,t5,t6 (mati)
t3
10 kΩ
470 µF
5
5
0
t1 (hidup)  t2,t3,t4,t5,t6 (mati)
t4
22 kΩ
470 µF
12
11
1
t4 (hidup)  t5,t6,t1,t2,t3 (mati)
t5
10 kΩ
470 µF
5
5
0
t5,t6 (hidup) t1,t2,t3,t4 (mati)
t6
22 kΩ
470 µF
12
11
1
t5,t6 (hidup) t1,t2,t3,t4 (mati)







VII. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan atau deviasi antara teori dan praktek tidak berbeda jauh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar